🧠 Zero Trust dan IAM: Strategi Keamanan Baru dalam Cloud Computing

Dulu, banyak sistem keamanan mengandalkan prinsip “percaya tapi verifikasi.”

Kalau seseorang sudah berhasil login dari jaringan internal, maka otomatis dianggap aman. Tapi di era cloud computing, konsep itu sudah ketinggalan zaman.

Sekarang, muncul pendekatan baru yang disebut Zero Trust Security — dan di jantungnya, ada satu elemen penting: IAM (Identity and Access Management).

Apa Itu Zero Trust?

Zero Trust berarti “jangan percaya siapa pun secara otomatis.”

Setiap pengguna, perangkat, atau aplikasi harus diverifikasi terlebih dahulu sebelum diberi akses — bahkan kalau mereka sudah berada di dalam jaringan organisasi.

Intinya:

“Never trust, always verify.”

Jadi, meskipun kamu adalah karyawan yang sedang bekerja dari kantor sendiri, sistem tetap akan meminta bukti identitas sebelum kamu bisa membuka data sensitif di cloud.

Hubungan Antara Zero Trust dan IAM

Zero Trust tidak bisa berjalan tanpa IAM.

IAM menyediakan mekanisme untuk memverifikasi identitas dan mengontrol akses secara ketat.

Kalau diibaratkan, IAM adalah pintu pintar, dan Zero Trust adalah aturan ketat tentang siapa yang boleh lewat, kapan, dan sejauh mana.

Beberapa prinsip Zero Trust yang erat kaitannya dengan IAM antara lain:

  • 🔑 Identitas adalah perimeter baru: Bukan lagi jaringan atau lokasi yang menentukan keamanan, tapi identitas pengguna.
  • 🔍 Least privilege access: Pengguna hanya boleh mengakses yang benar-benar dibutuhkan.
  • 📜 Continuous verification: Akses tidak hanya dicek sekali saat login, tapi terus diverifikasi selama sesi berlangsung.

Bagaimana IAM Mendukung Zero Trust di Cloud

Di lingkungan cloud, IAM punya peran besar dalam membangun sistem Zero Trust.

Berikut beberapa cara penerapannya:

1. Autentikasi Multi-Faktor (MFA)

MFA memastikan bahwa seseorang benar-benar adalah dirinya sendiri, bukan penyusup.

Meskipun password bocor, tanpa faktor kedua (misalnya OTP atau biometrik), akses tetap tertolak.

2. Dynamic Access Policies

Kebijakan akses bisa disesuaikan secara real-time berdasarkan konteks, seperti lokasi login, perangkat yang digunakan, atau waktu akses.

Misalnya: akses dari luar negeri bisa diminta verifikasi tambahan.

3. Micro-Segmentation

IAM memungkinkan pembagian akses berdasarkan zona kecil di cloud, jadi kalau satu akun terkena serangan, kerusakan tidak menyebar ke seluruh sistem.

4. Continuous Monitoring dan Logging

Semua aktivitas pengguna dipantau terus-menerus. Kalau ada perilaku aneh, sistem bisa langsung membatasi akses atau memicu notifikasi keamanan.

Contoh Nyata Penerapan

🔹 Google Cloud

Google Cloud menggabungkan prinsip Zero Trust lewat framework bernama BeyondCorp, yang mengganti sistem VPN tradisional dengan autentikasi berbasis identitas.

🔹 Microsoft Azure

Azure menggunakan Conditional Access Policies, di mana akses bisa dibatasi berdasarkan risiko login atau perilaku pengguna.

🔹 AWS

AWS menerapkan IAM yang mendukung Zero Trust dengan temporary credentials dan session-based access, supaya hak akses tidak bersifat permanen.

Manfaat Zero Trust + IAM

Kalau dua konsep ini digabungkan, hasilnya adalah sistem keamanan yang sangat kuat, tanpa mengorbankan fleksibilitas pengguna.

Berikut keuntungannya:

  • 🔒 Keamanan menyeluruh: Setiap akses diverifikasi, bukan hanya di awal login.
  • 🧩 Minim risiko insider threat: Bahkan pengguna internal tidak bisa mengakses data yang tidak relevan.
  • ⚙️ Adaptif terhadap kondisi cloud: Kebijakan akses bisa berubah sesuai konteks.
  • 📈 Kepatuhan lebih mudah: Zero Trust membantu memenuhi standar keamanan global seperti ISO 27001 dan NIST.

Tantangan dalam Implementasinya

Tentu saja, membangun sistem Zero Trust bukan hal instan.

Beberapa tantangan yang sering muncul:

  1. Banyak sistem lama (legacy systems) belum mendukung IAM modern.
  2. Pengguna merasa proses autentikasi terlalu “ribet.”
  3. Perlu integrasi dengan berbagai alat keamanan lain, seperti SIEM atau endpoint protection.

Solusinya?

Mulai secara bertahap: aktifkan MFA, audit akses secara rutin, lalu bangun kebijakan berbasis konteks.

Jangan langsung ubah semua sistem sekaligus — biar tim juga bisa beradaptasi.

Kesimpulan

Zero Trust dan IAM adalah pasangan yang saling melengkapi dalam dunia cloud.

IAM memastikan siapa yang boleh masuk, sementara Zero Trust memastikan setiap langkahnya tetap diawasi.

Di era serangan siber yang makin canggih, kepercayaan tanpa verifikasi bukan lagi pilihan.

Jadi, kalau kamu ingin sistem cloud yang benar-benar aman, mulailah dari dua hal ini: kelola identitas dengan IAM, dan bangun budaya “tidak langsung percaya” lewat Zero Trust.