Pengantar
Di era digital saat ini, teknik serangan siber tidak lagi hanya mengandalkan phishing klasik atau eksploitasi kerentanan zero-day. Pelaku kejahatan kini semakin canggih dalam menargetkan sistem autentikasi modern seperti OAuth dan token akses untuk mendapatkan akses tidak sah ke akun pengguna tanpa memerlukan kata sandi langsung.
Serangan semacam ini memberi dampak besar bagi perusahaan, organisasi, bahkan pengguna individu — terutama ketika kredensial atau token keamanan berhasil dicuri dan disalahgunakan. Artikel ini membahas apa itu serangan OAuth/token theft, bagaimana cara kerjanya, contoh kasus nyata, serta langkah pencegahan yang efektif.
Apa Itu OAuth dan Token dalam Konteks Keamanan?
OAuth adalah protokol otorisasi yang digunakan untuk memberikan akses terbatas antara aplikasi tanpa harus membagikan kata sandi pengguna. Banyak layanan modern seperti Google, Microsoft, dan layanan SaaS lainnya menggunakan OAuth untuk mengizinkan aplikasi pihak ketiga mengakses data sesuai izin yang diberikan pengguna.
Token, baik access token maupun refresh token, adalah kredensial sementara yang diberikan setelah proses autentikasi berhasil untuk memungkinkan akses aplikasi tanpa login berulang.
Namun, jika token ini dicuri, penyerang dapat langsung mengakses layanan yang dilindungi tanpa perlu memasukkan password, membuat teknik pencurian token menjadi ancaman serius.
Bagaimana Serangan Eksploitasi OAuth dan Token Theft Terjadi?
1. Phishing & Social Engineering
Teknik seperti OAuth phishing menggunakan halaman palsu yang terlihat seperti form autentikasi resmi untuk menipu korban agar mengizinkan akses aplikasi berbahaya.
Dalam beberapa kampanye phishing terbaru, penyerang mengarahkan korban untuk memberikan izin kepada aplikasi OAuth palsu yang kemudian memberi akses penuh ke data akun — menyerang cara autentikasi modern tanpa memerlukan kredensial langsung (dikutip dari Proofpoint — https://www.proofpoint.com/us/blog).
2. Kompromi API & Integrasi Layanan
Token sering digunakan untuk integrasi layanan pihak ketiga melalui API. Jika API key atau token ini bocor (misalnya lewat kode sumber yang diunggah ke repository publik), maka penyerang dapat memanfaatkan token tersebut untuk mengakses data tanpa autentikasi ulang.
Menurut Cybersecurity & Infrastructure Security Agency (CISA), kebocoran token dan kredensial API saat ini menjadi vektor ancaman yang banyak dimanfaatkan dalam serangan rantai pasokan digital (dikutip dari CISA alert — https://www.cisa.gov/uscert/ncas/alerts/aa23-143a).
3. Penyalahgunaan Token Refresh
Beberapa mekanisme keamanan memberikan token refresh yang lebih tahan lama untuk memperbarui access token. Jika refresh token ini berhasil dicuri, penyerang bisa terus memperoleh akses baru ke layanan target tanpa batas waktu yang jelas.
Contoh Kasus Serangan yang Menggunakan Token Theft
A. Kampanye OAuth Device Code Phishing
Baru-baru ini, para peneliti keamanan menemukan serangan phishing yang menargetkan kode perangkat OAuth, di mana korban diarahkan melalui email atau pesan sosial agar memberi izin aplikasi OAuth berbahaya. Setelah itu, penyerang langsung mendapatkan akses ke akun Microsoft 365 korban tanpa mengetahui kata sandinya (dikutip dari ITPro — https://www.itpro.com/security/phishing/warning-issued-as-surge-in-oauth-device-code-phishing-leads-to-m365-account-takeovers) IT Pro
B. Token Theft Melalui Supply Chain API
Serangan lain yang diamati pada 2025 melibatkan pencurian token API dalam pelanggaran rantai pasokan digital, di mana token bernilai tinggi diambil dari konfigurasi aplikasi yang dipublikasikan tanpa sengaja dan kemudian digunakan untuk menyerang sistem lain (dikutip dari statistik serangan supply chain — https://hammerwire.com/top-cybersecurity-threats-in-2025) DeepStrike
C. Surge Credential Theft ikut Memperkuat Risiko Token Abuse
Selain token, serangan pencurian kredensial terus meningkat — sebuah laporan mencatat kenaikan credential theft sebesar 160% pada 2025, menunjukkan bahwa data login pengguna terus menjadi sasaran utama yang kemudian dimanfaatkan untuk akses layanan digital lain melalui token atau session hijacking (dikutip dari ITPro credential theft report — https://www.itpro.com/security/cyber-attacks/credential-theft-has-surged-160-percent-in-2025) IT Pro
Dampak Serangan Token Theft terhadap Keamanan
1. Akses Akun Tanpa Autentikasi Ulang
Dengan token yang valid, penyerang bisa mengakses layanan yang dilindungi tanpa perlu memasukkan password — ini membuat teknik ini sangat berbahaya karena bypass autentikasi tradisional.
2. Eksfiltrasi Data Sensitif
Token biasanya memiliki hak akses tertentu, seperti membaca email, kontak, file cloud, hingga data organisasi. Jika token ini dicuri, penyerang dapat melakukan pencurian data skala besar tanpa deteksi awal.
3. Penyalahgunaan Aplikasi OAuth Palsu
Serangan OAuth yang berfungsi sebagai “aplikasi pihak ketiga berbahaya” sering membentuk token yang disalahgunakan untuk mengambil alih akses, sering kali tanpa mencurigakan oleh pengguna biasa.
Cara Melindungi Diri dari Eksploitasi OAuth & Token Theft
1. Terapkan Prinsip Least Privilege
Batasi hak akses token hanya pada yang benar-benar diperlukan saja, sehingga meskipun token dicuri, ruang gerak penyerang tetap terbatas.
2. Gunakan Pemantauan dan Rekonsiliasi Token
Sistem harus memonitor penggunaan token secara real-time dan memeriksa aktivitas yang tidak wajar seperti token yang digunakan dari lokasi baru atau tiba-tiba mendapat permintaan akses tinggi.
3. Aktifkan MFA dan Proteksi Tambahan
Walaupun token memungkinkan bypass password, fasilitas multi-factor authentication (MFA) dapat membantu memutus akses jika token dicuri, karena banyak layanan akan meminta verifikasi tambahan setelah anomali terdeteksi.
4. Audit Aplikasi OAuth dan API
Periksa aplikasi pihak ketiga yang diberikan akses melalui OAuth secara berkala. Cabut akses aplikasi yang tidak diperlukan atau mencurigakan.
Untuk memahami ancaman lanjutan yang bisa terjadi setelah kompromi token atau akses, kamu juga bisa membaca artikel Buletin Siber tentang menghadapi ancaman zero-click exploit di sini:
🔗 https://buletinsiber.com/menghadapi-ancaman-zero-click-exploit-ketika-perangkat-tak-perlu-klik-agar-diserang/
Kesimpulan
Eksploitasi OAuth dan token theft adalah bentuk serangan modern yang menargetkan sistem autentikasi canggih di era layanan cloud dan aplikasi terintegrasi. Karena tidak memerlukan kredensial langsung seperti password, teknik serangan ini memungkinkan penyerang mendapatkan akses akun yang valid tanpa hambatan autentikasi tradisional.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang cara kerja OAuth, potensi risiko token theft, serta aturan keamanan seperti pembatasan akses, MFA, dan pemantauan token — organisasi maupun pengguna dapat lebih siap menghadapi ancaman ini di dunia cybersecurity yang terus berkembang.









