Pengantar
Internet of Things (IoT) telah mengubah cara kita hidup dan bekerja. Dari perangkat rumah pintar hingga sensor industri yang terhubung ke internet, IoT memberi kenyamanan dan efisiensi. Namun, keamanan cybersecurity IoT sering kali terabaikan, menjadikannya salah satu vektor serangan yang semakin dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan siber.
Berbeda dengan PC dan server klasik yang dilengkapi proteksi kompleks, banyak perangkat IoT memiliki faktor keamanan rendah, sehingga menjadi target empuk bagi malware yang dirancang khusus.
Apa Itu Malware IoT dan Kenapa Ini Berbahaya?
Malware IoT adalah perangkat lunak berbahaya yang secara khusus menargetkan perangkat IoT seperti kamera pintar, router Wi-Fi, sensor, ataupun perangkat otomatisasi industri.
Karena perangkat IoT biasanya tidak mendapatkan update keamanan secara rutin, mereka memiliki celah yang lebih mudah dieksploitasi oleh penyerang. Menurut laporan AwanPintar Threat Report 2025, eksploitasi kerentanan pada Common Vulnerabilities and Exposures (CVE) sering dilakukan untuk mengambil alih perangkat IoT dengan cepat (dikutip dari Awan Pintar threat report — https://www.awanpintar.id/wp-content/uploads/2025/08/2025_AwanPintar.id_Laporan_Ancaman_Digital_sem1_2025_Green.pdf)
Bagaimana Malware IoT Dapat Mengeksploitasi Sistem?
1. Perangkat dengan Password Bawaan
Banyak perangkat IoT masih menggunakan default credential (user/password bawaan pabrik) yang sama untuk puluhan atau ratusan ribu unit. Penyerang dapat memindai jaringan untuk menemukan perangkat yang menggunakan password default dan langsung masuk.
Menurut Kaspersky Lab, serangan supply chain juga terus memanfaatkan komponen lunak pihak ketiga yang rentan di repositori seperti PyPI, menunjukkan bahwa ancaman tidak hanya pada perangkat fisik tetapi juga software supply chain IoT (dikutip dari Kaspersky Lab — https://en.wikipedia.org/wiki/Kaspersky_Lab) Wikipedia
2. Firmware yang Tidak Terlindungi
Firmware adalah perangkat lunak yang berjalan langsung pada IoT device. Banyak firmware tidak dilindungi dengan baik — tidak terenkripsi, dan tidak ada checksum — sehingga mudah dimodifikasi oleh penyerang untuk menyisipkan malware.
3. Port dan Service Terbuka
Perangkat IoT sering memiliki port jaringan terbuka untuk tujuan manajemen atau streaming data. Jika port ini tidak diproteksi secara kuat, penyerang dapat memanfaatkan port scanning untuk menemukan dan masuk ke sistem.
Contoh Serangan Malware IoT di Dunia Nyata
A. Hook v3: Trojan All-in-One untuk Android
Sebuah ancaman malware terbaru, yang disebut Hook v3, menunjukkan bagaimana malware modern bisa sangat multifungsi — tidak hanya mencuri data tetapi juga melakukan keylogging, screen capture, hingga lanjutan spyware dan ransomware-style behavior (dikutip dari TechRadar security — https://www.techradar.com/pro/security/the-swiss-knife-of-malware-emerges-hook-v3-can-do-ransomware-keylogging-ddos-screen-capture-and-far-more) TechRadar
Meskipun fokus awalnya untuk Android, teknik persis yang digunakan malware ini menunjukkan bagaimana malware IoT dapat menjadi multi-purpose threat.
B. Widespread Credential Theft in 2025
Menurut laporan Check Point, pencurian kredensial meningkat 160% pada 2025, menjadi salah satu vektor serangan paling populer yang juga digunakan untuk infiltrasi perangkat IoT yang dikelola orang dengan kata sandi yang sama di banyak layanan (dikutip dari ITPro — https://www.itpro.com/security/cyber-attacks/credential-theft-has-surged-160-percent-in-2025) IT Pro
C. Target Rantai Digital dan Supply Chain
Laptop pintar dan sistem IoT yang bergantung pada paket pihak ketiga (misalnya repositori Python) terus dibidik oleh serangan supply chain. Ini merupakan masalah serius karena ketergantungan library pihak ketiga sangat umum dalam pengembangan sistem IoT (dikutip dari Kaspersky Lab — https://en.wikipedia.org/wiki/Kaspersky_Lab) Wikipedia
Dampak Malware IoT terhadap Keamanan Jaringan
1. Penyusupan Jaringan Lokal
Perangkat IoT yang sudah terinfeksi dapat menjadi pintu belakang bagi penyerang untuk masuk ke jaringan internal, memantau trafik, atau mengeksfiltrasi data tanpa terdeteksi.
2. Botnet dan Serangan Terdistribusi
Malware IoT kerap digunakan untuk membangun botnet — jaringan besar perangkat yang dikendalikan penyerang — untuk meluncurkan serangan DDoS besar-besaran atau aktivitas penipuan lainnya.
3. Eksploitasi untuk Menyebarkan Malware Lain
IoT yang terinfeksi sering menjadi basis untuk menyebarkan malware lebih lanjut ke sistem lain yang terhubung, termasuk server, workstation, atau jaringan cloud.
Cara Melindungi Perangkat IoT dari Serangan
1. Ganti Password Default Segera
Pastikan setiap perangkat mengganti password pabrik dengan kata sandi kuat dan unik. Ini mencegah serangan otomatis terhadap kredensial standar.
2. Pembaruan Firmware Berkala
Selalu update firmware perangkat ketika pembaruan keamanan tersedia. Vendor biasanya menerbitkan patch untuk menutup celah yang ditemukan.
3. Segmentasi Jaringan
Pisahkan perangkat IoT di jaringan terpisah dari sistem utama. Dengan segmentasi, jika satu perangkat terinfeksi, ia tidak dapat mengakses seluruh sistem.
4. Gunakan Alat Pemindaian Kerentanan
Tools seperti Nikto dapat membantu mengidentifikasi kerentanan pada perangkat yang terhubung dan server web kecil. Mempelajari penggunaan scanner seperti ini penting — seperti yang dijelaskan dalam artikel Buletin Siber tentang analisis kerentanan dengan Nikto (🔗 https://buletinsiber.com/analisis-kerentanan-panduan-perintah-nikto-untuk-pemula-hingga-mahir/) — sehingga kamu dapat memperbaiki celah sebelum penyerang menemukannya.
Kesimpulan
Malware IoT adalah ancaman nyata di era digital saat ini. Perangkat yang tampak sederhana, seperti kamera pintar atau sensor rumah, sering menjadi backdoor yang tidak terlindungi karena keamanan yang rendah dan kurangnya pembaruan rutin.
Menjaga keamanan IoT berarti:
-
Memahami bagaimana malware dapat memanfaatkan kerentanan perangkat,
-
Menerapkan pembaruan firmware dan pengelolaan kata sandi yang baik,
-
Serta mengadopsi strategi keamanan yang tepat, termasuk segmentasi jaringan dan pemindaian kerentanan.
Dengan pendekatan yang benar, kamu dapat menjaga jaringan dan perangkat dari ancaman malware yang semakin canggih dan dinamis di dunia cybersecurity modern.









