Pengantar

Penggunaan aplikasi mobile sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari — mulai dari perbankan, belanja online, jejaring sosial, hingga aplikasi kesehatan. Namun seiring meningkatnya ketergantungan terhadap aplikasi ini, isu privasi data makin krusial.

Data pribadi yang disimpan atau diproses oleh aplikasi berpotensi disalahgunakan jika tidak dilindungi dengan benar — baik oleh pengembang, penyedia layanan, maupun pihak ketiga. Oleh karena itu, memahami bagaimana cara melindungi privasi data pada aplikasi mobile menjadi keterampilan penting bagi setiap pengguna dan tim IT di organisasi.


Bagaimana Aplikasi Mengambil dan Menyimpan Data?

Aplikasi mobile sering meminta berbagai jenis izin untuk berfungsi dengan baik. Tidak semua izin ini selalu perlu, tetapi banyak pengguna memberikan akses tanpa membaca detailnya.

1. Izin Aplikasi yang Biasa Diminta

Beberapa contoh izin yang sering diminta oleh aplikasi:

  • Lokasi (Location) — untuk layanan berbasis lokasi seperti navigasi.

  • Kontak (Contacts) — untuk integrasi sosial.

  • Kamera dan Mikrofon — untuk foto, video, atau panggilan suara.

  • Penyimpanan (Storage) — untuk menyimpan file atau data lokal.

Google sendiri mencatat bahwa lebih dari 70% app Android meminta akses lokasi, kontak, atau penyimpanan, meskipun fungsinya tidak selalu memerlukan izin tersebut (dikutip dari Android Developers Blog).

baca juga : CVE-2024-24919: Celah Kritis Check Point VPN yang Membocorkan Password


Risiko Privasi yang Harus Diwaspadai

1. Penyalahgunaan Data Pribadi

Aplikasi yang mengumpulkan informasi pribadi, seperti alamat email, lokasi, hingga pola perilaku, dapat menimbulkan risiko jika data tersebut dijual ke pihak ketiga atau dipakai untuk profiling tanpa persetujuan pengguna.

Menurut Pew Research Center, sekitar 79% pengguna Amerika merasa kekhawatiran yang serius terhadap cara perusahaan menggunakan data pribadi mereka (dikutip dari Pew Research Center ).


2. Kebocoran Akibat Celah Keamanan

Sering kali data pribadi bocor bukan karena aplikasi itu sendiri bermaksud jahat, tetapi karena celah keamanan yang tidak diperbarui atau tidak ditangani dengan baik.

Contoh besar adalah insiden kebocoran data di layanan populer seperti Facebook, yang mengakibatkan informasi jutaan pengguna terekspos (dikutip dari TechCrunch).


3. Data Pihak Ketiga (Third-Party Data Sharing)

Banyak aplikasi menggunakan layanan pihak ketiga untuk analitik, periklanan, atau fungsionalitas lain (SDKs). Jika layanan pihak ketiga ini tidak aman, data pengguna bisa bocor tanpa disadari.

Menurut lembaga OWASP Mobile Top 10, salah satu risiko utama dalam aplikasi mobile adalah insecure data storage dan penggunaan library pihak ketiga yang rentan (dikutip dari OWASP Mobile Top 10).

baca juga : Autentikasi Berlapis Jadi Benteng Utama di Tengah Meningkatnya Serangan Siber Modern


Tips Melindungi Privasi Data di Aplikasi Mobile


1. Periksa Lagi Izin Aplikasi Sebelum Memberi Akses

Saat menginstal aplikasi baru, jangan langsung klik “Izinkan”. Pertimbangkan apakah izin yang diminta benar-benar sesuai kebutuhan aplikasi tersebut.


2. Gunakan Pengaturan Privasi di Sistem Operasi

Sistem operasi modern seperti Android dan iOS menyediakan pengaturan privasi yang memungkinkan kamu mengatur izin aplikasi satu per satu. Misalnya, hanya memberikan akses lokasi saat aplikasi sedang digunakan.


3. Hapus Aplikasi yang Tidak Digunakan

Aplikasi yang jarang dipakai tetap bisa mengakses data jika belum dicabut izinnya. Sebaiknya hapus aplikasi yang tidak penting.


4. Pilih Aplikasi yang Transparan Tentang Privasi

Beberapa developer secara eksplisit menyatakan bagaimana data dikumpulkan dan digunakan dalam privacy policy mereka. Pilihlah aplikasi yang memiliki kebijakan privasi jelas dan ramah pengguna.

baca juga : Seni Mengelabui Sistem: Pahami Perbedaan Evading dan Evasion


Relevansi dengan Keamanan Aplikasi yang Lebih Luas

Pengaturan privasi baik untuk pengguna individu juga punya implikasi bagi organisasi dan pengembang. Sebagai contoh, pemahaman yang baik tentang perlindungan data membantu organisasi membangun aplikasi yang lebih aman.

Untuk pembahasan tentang ancaman lewat autotentikasi dan cara mitigasinya, kamu bisa melihat artikel kami sebelumnya di Buletin Siber:
🔗 https://buletinsiber.com/mengapa-autentikasi-berlapis-jadi-pertahanan-utama-melawan-ancaman-siber/

Artikel tersebut memberikan wawasan tambahan tentang bagaimana lapisan keamanan dapat membantu mencegah akses tidak sah terhadap data pengguna, termasuk pada konteks aplikasi mobile.


Kesimpulan

Privasi data pada aplikasi mobile bukan hanya tanggung jawab pengguna, tetapi juga pengembang dan penyedia layanan. Kesadaran tentang izin aplikasi, pemilihan aplikasi yang aman, dan penggunaan pengaturan privasi sistem operasi dapat membantu melindungi data sensitif dari eksploitasi atau kebocoran yang tidak perlu.

Dengan langkah yang tepat, pengalaman menggunakan aplikasi mobile bisa tetap nyaman, aman, dan mendukung produktivitas tanpa mengorbankan privasi pribadi.