Banyak perusahaan sekarang mulai sadar bahwa pendekatan keamanan tradisional tidak lagi cukup. Mereka beralih ke pendekatan modern: Zero Trust.
Namun, mengadopsi Zero Trust bukan sekadar membeli teknologi, tapi juga mengubah cara kerja dan pola pikir. Artikel ini membahas contoh nyata bagaimana sebuah perusahaan berhasil menerapkan Zero Trust, tantangan yang mereka hadapi, dan hasil yang mereka dapatkan.
Profil Singkat Perusahaan
Nama: PT Teknologi Aman (nama fiktif)
Bidang: Teknologi informasi dan layanan cloud
Jumlah karyawan: 500+
Masalah awal:
Banyak karyawan bekerja jarak jauh (remote)
Pernah mengalami insiden data breach karena akun karyawan diretas
Sistem keamanan terlalu longgar (akses berlebihan)
Tujuan Implementasi Zero Trust
Mengurangi risiko kebocoran data
Memberikan akses hanya jika diperlukan
Meningkatkan kontrol dan pemantauan terhadap aktivitas pengguna
Melindungi aset penting yang tersebar di cloud dan server lokal
Langkah-Langkah yang Mereka Lakukan
1. Audit Akses dan Identitas
Perusahaan memulai dengan memetakan:
Siapa yang punya akses ke sistem apa
Apakah akses tersebut masih relevan
Hasilnya:
Banyak karyawan punya akses ke sistem yang tidak mereka butuhkan.
2. Terapkan Multi-Factor Authentication (MFA)
Semua login ke sistem internal sekarang wajib menggunakan MFA.
Hasilnya:
Tidak ada lagi kasus akses tidak sah karena password bocor.
3. Gunakan Identity & Access Management (IAM)
Mereka mengatur ulang hak akses:
Berdasarkan peran kerja (Role-Based Access Control)
Tidak ada akses “default” tanpa izin
Hasilnya:
Akses menjadi lebih teratur dan terkontrol.
4. Segmentasi Jaringan (Micro-Segmentation)
Jaringan internal dibagi menjadi beberapa bagian kecil.
Hasilnya:
Jika terjadi serangan di satu bagian, tidak langsung menyebar ke seluruh sistem.
5. Pantauan dan Deteksi Ancaman Real-Time
Menggunakan sistem SIEM dan EDR untuk:
Mendeteksi aktivitas mencurigakan
Menanggapi insiden secara cepat
Hasilnya:
Beberapa upaya serangan phishing berhasil dicegah sebelum terjadi kerusakan.
Hasil yang Dicapai
Tidak ada insiden kebocoran data selama 12 bulan setelah implementasi
Peningkatan efisiensi IT, karena akses dan kontrol lebih jelas
Kepercayaan pelanggan meningkat, karena sistem lebih aman
Audit keamanan lebih mudah, karena semuanya tercatat dan terpantau
Tantangan yang Mereka Hadapi
Perubahan budaya kerja Awalnya, karyawan merasa terganggu karena banyak “verifikasi tambahan”.
Perlu edukasi berulang Tim IT harus melakukan pelatihan agar semua orang paham cara kerja sistem baru.
Butuh investasi awal Mengintegrasikan Zero Trust butuh biaya, tapi hasilnya setimpal.
Kesimpulan
Studi kasus PT Teknologi Aman menunjukkan bahwa dengan strategi yang jelas, komitmen manajemen, dan edukasi yang cukup, Zero Trust bisa diterapkan dengan sukses.
Hasilnya? Data lebih aman, risiko serangan berkurang, dan kepercayaan pelanggan meningkat.
Zero Trust bukan perubahan instan, tapi proses bertahap. Yang penting adalah memulai dari sekarang.
Penulis : Alfira Melani Putri
Nim : 23156201006
Jurusan : Sistem Komputer STMIK Catur Sakti Kendari